Daftar isi Artikel [Tampilkan]

Di dalam buku Acuan Sediaan Herbal vol ke-2 bab II dijelaskan bahwa kandungan dalam tanaman Seledri bersifat Sedatif dan anti Ansietas. Sedatif adalah senyawa yang menimbulkan sedasi, yaitu suatu keadaan terjadinya penurunan kepekaan terhadap rangsangan dari luar karena ada penekanan sistem saraf pusat yang ringan. Dalam dosis besar, sedatif berfungsi sebagai hipnotik, yaitu dapat menyebabkan tidur pulas. Ansietas adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan gejala somatik, vegetatif dan kognitif sebagai respon terhadap tidak adanya rasa aman atau ketidakmampuan dalam mengatasi suatu masalah.

Seledri memiliki nama latin Apium graveolens L. Seledri merupakan tumbuhan dataran tinggi, yang ditemukan pada ketinggian di atas 900 m dpi. Di daerah ini seledri yang tumbuh memiliki tangkai daun yang menebal. Untuk pertumbuhannya, seledri memerlukan cuaca yang lembab. Seledri juga bisa ditanam di dataran rendah. Hanya saja ukuran batangnya menjadi lebih kecil dan digunakan sebagai penyedap masakan.

seledri bersifat sedatif dan antiansietas
gambar daun seledri

Seledri terdiri dari tiga jenis yaitu seledri daun, seledri potongan dan seledri berumbi. Seledri yang banyak ditanam di Indonesia adalah seledri daun. Tema, tumbuh tegak, tinggi sekitar 50
cm dengan bau aromatik yang khas. Batang persegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna hijau pucat. Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1 -2,7 cm, helaian daun tipis dan rapuh, pangkal dan ujung runcing, tepi beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputih-putihan. Bunga majemuk berbentuk payung 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih, mekar secara bertahap. Buahnya buah kotak, berbentuk kerucut, panjang 1 -1,5 mm, berwarna hijau kekuningan.

Seledri dipanen setelah berumur 6 minggu sejak ditanam. Tangkai daun yang agak tua dipotong 1 cm di atas pangkal daun. Daun muda dibiarkan tumbuh untuk dipanen kemudian. Tangkai daunnya yang berdaging dan berair dapat dimakan mentah sebagai lalap, sedangkan daunnya digunakan untuk penyedap sup.

Jika seledri ditanam di daerah tropik, ukuran batangnya kurang besar sehingga seluruh bagian tanaman digunakan sebagai sayur. Seledri dapat diperbanyak dengan biji. Herba berbau aromatik, rasanya manis, sedikit pedas dan sifatnya sejuk. Bagian yang digunakan adalah seluruh herba, akar dan biji dari buah masak. Seledri berasal dari daerah subtropik Eropa dan Asia.

Habitat Seledri :
Ditemukan di Eropa, dari Inggris hingga dataran rendah di selatan Rusia, dari Asia barat hingga Asia timur atau India, Afrika utara dan selatan, serta Amerika utara. Dibudidayakan di Meksiko, Argentina, Jerman, Polandia dan Honggaria.


Sinonim Seledri :
Apium celleri Gartner, Apium decumbens Ecklon&Zeyher, Apium lobatum Gilib, Apium maritium Salisb, Apium vulgare Bubani, Celeri graveolens Britton, Selenium graveolens E.H.L.Krause, Seseli graveolens Scop, Sium graveolens Vest, Smymium laterale Thunb.

Nama daerah Seledri, saladri.
Nama asing
Cellery (Inggris), Echter sellerie(Jerman), smallage parsely(Inggris), Zelderie(Jerman).

Kandungan Kimia Seledri :
Herba seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak atsiri 0,033%, flavo-glukosida (apiin), apigenin, kolin, lipase, asparagin, zat pahit, vitamin (A,B dan C). Setiap 100 g herba seledri mengandung air sebanyak 93 ml, protein 0,9 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 4 g, serat 0,9 g, kalsium 50 mg, besi 1 mg, fosfor 40 mg, yodium 150 mg, kalium 400 mg, magnesium 85 mg, vitamin A130IU, vitamin C15 mg, riboflavin 0,05 mg, tiamin 0,03 mg dan nikotinamid 0,4 mg. 
Akar seledri mengandung asparagin, manit, zat pati, lendir, minyak astiri, pentosan, glutamin dan tirosin. Biji seledri mengandung apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid.

Efek farmakologi seledri :
Alkaloid yang terkandung dalam seledri mempunyai efek sedatif dan antikonsulvan pada tikus.

Indikasi seledri :
Antiansietas.

Kontraindikasi Belum diketahui.
Peringatan Belum diketahui.
Efek yang tidak diinginkan Belum diketahui
InteraksiBelum diketahui.
Toksisitas Belum diketahui.

Penyiapan dan dosis Sediaan Herba Seledri :

Cuci 100 g seledri seutuhnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1 cangkir air, lalu peras dan saring. Selanjutnya direbus sampai mendidih. Setelah dingin, bagi untuk 2 kali minum, pagi dan siang hari. 
Cuci 16 batang seledri seutuhnya sampai bersih dan potong-potong secara kasar, lalu masukkan ke dalam panci yang bukan terbuat dari logam. Tambahkan 2 gelas air bersih lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 nya. Setelah dingin, airnya diminum dan seledrinya dimakan. Lakukan 2 kali sehari, masing-masing separuhnya.


Daftar Pustaka :
  1. Sulaeman. Nanang, Percobaan Pemeriksaan Pendahuluan Apium v 'vnv\».v'j.\ l inn. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia. Jilid K Jakarta. 1.
  2. Said. Penelitian Efek Farmakologik Daun Seledri Apium graveolens Linn terhadap Tekanan Darah Arteri Kelinci. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, Jilid I, Jakarta, 1989.
  3. Surbakti, Romadhan.. Penelitian Etek Fannakologi Apium graveolens Linn terhadap Tekanan Arteri Kelinci. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, Jilid 1, Jakarta, 1989.
  4. Suryosutanto, Efek Hipotensif Infusa^pwwgraveo/em' Linn (Seledri) Pemberian Oral pada Kelinci, Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, Jilid 1, Jakarta, 1989.
  5. Setiawati H.P., Usaha Mengisolasi Apiin dari Apium graveolens, Penelitian Tanaman Obat di
  6. Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, Jilid II, Jakarta, 1989.
  7. Sandradjaya, Ria., Identifikasi Seledri (Apium graveolens Linn), Penelitian Tanaman Obat di
  8. Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, Jilid III, Jakarta, 1991.
  9. Dewi, Febriana Ratih., Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Apium graveolens Linn,
  10. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, Jilid VII, Jakarta.
  11. Astriani, Pengaruh Ekstrak Etanol Tanaman Seledri (Apium graveolens Linn) terhadap Efek Diuresis dan Toleransi Glukosa pada Tikus Albino Betina Galur Wistar, Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, Jilid VII, Jakarta.
  12. Sukandari, E.Y., Emawati, Suwendar., Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Seledri dan Daun Urang Aring terhadap Pityrosporum ovale, 2006.
  13. Anonim, Api i graveolens Folium (Chinese Cclcry Leaf), Standard of ASEAN Herbal Medicine, vol.1, Jakarta, 1993,63-73.
  14. Anonim. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1) Jilid 2, Jakarta, 2001,31 -32